MediaProfesi.com
  • Fokus Utama
  • Nasional
  • Ekonomi
  • Profil
  • Teknologi
  • Sosialita
  • Gaya Hidup
  • Mabruk TV
  • Media Partner
Selasa, 8 Juli 2025
No Result
View All Result
  • Fokus Utama
  • Nasional
  • Ekonomi
  • Profil
  • Teknologi
  • Sosialita
  • Gaya Hidup
  • Mabruk TV
  • Media Partner
Selasa, 8 Juli 2025
No Result
View All Result
MediaProfesi.com
No Result
View All Result
Home Gaya Hidup

REVOLUSI SEPAK BOLA: Erick Ubah Wajah Timnas Indonesia

Pratama Oleh Pratama
REVOLUSI SEPAK BOLA: Erick Ubah Wajah Timnas Indonesia

Kreta Umum PSSI Erick Thohir bersama pemain keturunan (naturalisasi): Thom Haye, Nathan Tjoa-A-On, dan Ragnar Oratmangoen. (Foto: Istimewa)

Penulis: Sabpri Piliang – Wartawan Senior

Jakarta, Media-profesi.com – LITERASI, itu penting untuk membangun sepak bola Indonesia. Tanpa literasi, sepak bola tidak bisa dibingkai dengan silabus. Silabus ada, karena nakhodanya berjiwa inklusif, popular, dan kredibel.

Sepak bola hanya akan ber-‘circle’ di seputar tim-tim ‘paria’, bergumul dalam tempurung marjinal.  Berbicara di tingkat Asia, apalagi dunia, tak akan terpenuhi. Nakhoda sepak bola tak bisa sembarangan. Asal taruh. Rekam jejak menjadi ‘value’ yang tak terbantahkan.

Dalam lingkup regional ASEAN saja. Sebelum PSSI dipimpin oleh Ketua Umum, Erick Thohir. Atau, sebelum kedatangan pelatih Korea Selatan Shin Tae Yong (STY), prestasi kita sangat terbatas.

Bertanding dengan Malaysia, pencinta sepak bola nasional, acap paranoid. Melawan Thailand, tak pernah yakin menang. Boleh disebut, kalah mental sebelum bertanding. Terakhir, Vietnam menjadi momok baru yang sering menggagalkan Timnas untuk meraih gelar kejuaraan.

Sabpri Piliang – Wartawan Senior

Setahun terakhir ini. Puluhan pemain sepak bola “grade A” Belanda, menjalani proses naturalisasi. Mereka bukan pemain “kaleng-kaleng, mereka punya nilai tinggi. Mereka mau menjadi pemain Timnas Indonesia, karena sosok “sang nakhoda” yang menjanjikan.

Mengapa sekelas Kevin Diks (FC Copenhagen), Jay Idzes (Venezia), Sandy Walsh (KV Michelen), Calvin Verdonk (Nijmegen), Maartin Paes (Dallas FC), Mees Hilgers (FC Twentee) mau?

Indonesia bukan klasifikasi negara sepak bola mumpuni. Lantas apa yang mereka cari? Daya tarik Erick Thohir, pasti menjadi katalisator penting. Pernah menjadi Presiden klub “mainstream”, Serie A Italia (Inter Milan) lima tahun (2013-2018). Membuat sosok Menteri BUMN ini, satu “benchmarking” dengan nilai riil, yang menjanjikan.

Perombakan eksterior, dan perombakan interior Timnas Indonesia. Menjadi satu konsekwensi logis revolusi lateral, yang menyakitkan. Bagi generasi yang terpotong.

Foto: Istimewa

Namun itu harus dilakukan, untuk bangsa yang “gila bola” ini. Fluktuatif prestasi “tanggung”, menjadi “nightmare” yang tak berkesudahan. “Nonton Bareng” (Nobar) timnas negara lain, sejatinya menjadi hal yang tidak semestinya.  Seandainya Timnas Indonesia mampu tampil dalam ajang besar, seperti Piala Dunia.

Potong generasi, adalah satu keniscayaan untuk revolusi sepak bola yang dilakukan Erick Thohir, beserta jajaran pengurus PSSI. Sejauh ini, memberi rasa optimistis pada 280 juta populasi Indonesia.

Kedatangan “masif” pemain naturalisasi, menjadikan pemain-pemain usia produktif seperti: Evan Dimas Darmono, Hansamu Yama, Maldini Pali, Ilham Udin, Paulo Sitanggang, M. Hargianto, Ravi Murdianto, dll, seperti “hilang” dari Timnas.

Memperbaiki pola kerja Timnas Indonesia, lewat organisasi PSSI dan penunjukkan pelatih berkualitas. Itulah bentuk perombakan eksterior yang dilakukan Erick Thohir. Hasilnya sudah nampak, dan menjanjikan.

Sementara perombakan interior, PSSI mendatangkan pemain-pemain keturunan Grade A, “ditanam” dalam Timnas Indonesia. Keberadaan Jay Idzes, Raffael Struick, Ivar Jenner dkk, dimungkinkan untuk men-transformasi gaya kompetisi Benua Biru (Eropa) ke Timnas Indonesia secara khusus, dan secara global ke Asia Tenggara.

Penonton puas melihat cara main Timnas Indonesia. Penonton terhibur melihat cara bermain efisien, bermain lateral dan indah. Tidak seperti permainan yang mereka lihat selama bertahun-tahun.

Foto: Istimewa

Apresiasi penonton terhadap Timnas Merah Putih, tidak saat memenangkan pertandingan saja. Saat kalah pun, penonton hormat. Saat kalah 0-4 versus Jepang, penonton tetap berada di tribun. Tak beranjak.

Sikap penonton ini dibalas oleh pemain, dengan memenangkan “matchday” ke-6 lawan Arab Saudi 2-0. Hasil ini membuat publik tambah “menyayangi” anak-anak asuhan pelatih Shin Tae Yong (STY). Harapan lolos langsung peringkat ke-2 Group C, semakin terbuka.

Matahari selalu terbit, saat pagi menyingsing. Matahari akan tenggelam saat senja menjelang malam. Kata “manis” ini menafsir ada yang hilang, ada yang didapat.

Kekalahan 0-4 dari Jepang, sebagai tamsil hilang di Timur. Kemenangan atas Arab Saudi sebagai tamsil unggul di Barat. Merujuk pada terbit dan tenggelamnya Matahari.

Lagi-lagi literasi Erick Thohir di mata persepakbolaan dunia. Memberi keyakinan pada pemain-pemain naturalisasi, mereka bisa tumbuh lebih inklusif. Bermain dengan timnas, punya atmosfir tersendiri. Terlebih saat kejuaraan dunia, atau Benua.

Foto: Istimewa

Para “talent scouting” klub-klub besar Eropa, akan memantau mereka saat kejuaraan-kejuaraan resmi FIFA: Pep Guardiola (Manchester City), Brian Priske (Feyenoord), Diego Simeone (Atletico Madrid), Hansi Flick (Barcelona). Bisa membuat mereka naik kelas.

Keberadaan Erick Thohir, dengan program naturalisasinya yang masif. Telah meluluhkan perasaan dan pikiran ‘intrusif’. Berupa kecemasan, dan negatif terhadap Timnas Indonesia, saat bertanding.

Perasaan takut kalah (intrusif), dan paranoid perlahan hilang. Yang muncul adalah sikap optimistis dan keyakinan menang Timnas Indonesia lawan siapa pun. Terus menguat.

Ketua Umum PSSI Erick Thohir, telah merubah wajah Timnas Indonesia. Ke arah yang semestinya. * (Syam/Pra) – Foto: Istimewa

Share16Tweet10Send

Related Posts

METAMORFOSIS INDONESIA: Skema dan “Total Football” Kluivert
Gaya Hidup

METAMORFOSIS INDONESIA: Skema dan “Total Football” Kluivert

Oleh Wahyu
Senin, 13 Januari 2025
HARGAI KEPUTUSAN PSSI: Selamat Bekerja “Coach” Patrick
Gaya Hidup

HARGAI KEPUTUSAN PSSI: Selamat Bekerja “Coach” Patrick

Oleh Wahyu
Sabtu, 11 Januari 2025
PELATIH INDONESIA: Kluivert & Warisan Rinus Michels
Gaya Hidup

PELATIH INDONESIA: Kluivert & Warisan Rinus Michels

Oleh Syamhudi
Kamis, 9 Januari 2025
RASIO ERICK THOHIR: Tolok Ukur Elkan Baggott
Gaya Hidup

RASIO ERICK THOHIR: Tolok Ukur Elkan Baggott

Oleh Syamhudi
Kamis, 9 Januari 2025
SUKSESI SHIN TAE YONG: “Bagai Hujan Jatuh ke Pasir”
Gaya Hidup

SUKSESI SHIN TAE YONG: “Bagai Hujan Jatuh ke Pasir”

Oleh Pratama
Selasa, 7 Januari 2025

RECOMMENDED

Inovasi AI Membawa Lebih Dekat ke Semua Orang

Inovasi AI Membawa Lebih Dekat ke Semua Orang

4 Mei 2025
Asuransi Astra Kembali Raih Indonesia Human Capital Awards 2025

Asuransi Astra Kembali Raih Indonesia Human Capital Awards 2025

4 Mei 2025

MOST VIEWED

  • Biaya Haji Musim 2023 Diusulkan Naik Menjadi Rp69 Juta per Jemaah Haji, Ini Alasan Menag

    Biaya Haji Musim 2023 Diusulkan Naik Menjadi Rp69 Juta per Jemaah Haji, Ini Alasan Menag

    559 shares
    Share 224 Tweet 140
  • Dokter Phedy Memiliki Keahlian Menangani Berbagai Masalah Tulang Belakang

    361 shares
    Share 144 Tweet 90
  • Mengawali Tahun 2023, Sharp Luncurkan LED TV Aquos IIOTO Series Terbaru

    352 shares
    Share 141 Tweet 88
  • Dable Terbitkan ‘Digital Media Landscape 2021’, Termasuk TOP 30 Media di Indonesia

    332 shares
    Share 133 Tweet 83
  • Kementerian Agama Buka Seleksi Petugas Haji 2023, Syarat Utama Wajib Penguasaan IT

    320 shares
    Share 128 Tweet 80
MediaProfesi.com

MediaProfesi menyediakan berita aktual

CATEGORY

  • Ekonomi
  • Gaya Hidup
  • Nasional
  • Profil
  • Sosialita
  • Teknologi
  • Uncategorized

© 2010 & 2021 MediaProfesi.com - Hak cipta oleh MediaProfesi.com

No Result
View All Result
  • Fokus Utama
  • Nasional
  • Ekonomi
  • Profil
  • Teknologi
  • Gaya Hidup
  • Sosialita

© 2010 & 2021 MediaProfesi.com - Hak cipta oleh MediaProfesi.com